Tuesday, May 12, 2015

RENUNGAN


Jangan tertipu dengan usia MUDA
Karena syarat mati tidak harus TUA
Jangan terpedaya dengan tubuh yang SEHAT
Karena syarat mati tidak harus SAKIT
Jangan terpedaya dengan harta KEKAYAAN
Karena si kaya pun tidak pernah menyiapkan kain kafan
Teruslah berbuat baik
Berniat untuk baik
Berkata yang baik-baik
Memberi nasihat yang baik
Meskipun tidak banyak yang mengenalimu dan tidak suka dengan nasihatmu
Cukuplah Allah yang mengenalimu lebih dari pada yang lain
Jadilah bagai jantung yang tidak terlihat.
Tetapi terus berdenyut setiap saat hingga kita terus dapat hidup, berkarya, dan menebar manfaat sampai diberhentikan oleh-NYA.

          Wahai sahabat, waktu yang kusesali adalah jika sedari pagi hingga matahari terbenam. Amalku tidak bertambah sedikitpun. Padahal aku tahu saat ini umurku berkurang. (Ibnu Mas'ud r.a).

BOLA KACA

          Bryan Dyson, mantan Chief Executive Officer (CEO) Coca Cola, pernah menyampaikan pidato yang sangat menarik. Katanya: "Bayangkan hidup itu seperti pemain akrobat dengan lima bola diudara. Kita bisa menamai bola-bola itu dengan sebutan: pekerjaan, keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat".
          Kita harus menjaga semua bola itu tetap diudara dan jangan sampai ada yang terjatuh. Kalaupun situasi mengharuskan Anda melepaskan salah satu diantara lima bola tersebut, lepaskanlah "pekerjaan" karena pekerjaan adalah BOLA KARET. Pada saat Anda menjatuhkannya, suatu saat ia akan melambung kembali.

          Namun empat bola lain seperti Keluarga, Kesehatan, Sahabat, dan Semangat adalah BOLA KACA. Jika Anda menjatuhkannya, akibatnya bisa sangat fatal. Kemudian, Dyson mencoba mengajak kita hidup secara seimbang.

          Pada kenyataannya, kita terlalu menjaga pekerjaan(bola karet). Bahkan kita mengorbankan keluarga, kesehatan, sahabat, dan semangat demi menyelamatkan bola karet tersebut. Demi uang atau pekerjaan, kita mengabaikan keluarga. Demi meraih sukses dalam pekerjaan, kita tidak memperhatikan kesehatan. Demi uang atau pekerjaan, kita rela menghancurkan hubungan dengan sahabat baik. Bukan berarti pekerjaan tidak penting ! Tapi jangan sampai uang atau pekerjaan menjadi "berhala" dalam hidup kita.

          Ingat, kalaupun kita kehilangan uang selalu bisa dicari lagi. Tapi jika keluarga sudah "terjual", kemana kita bisa membelinya lagi ?

          Apakah kita bisa membeli sahabat ? Apakah kesehatan kita bisa kembali normal, jika kita terkena penyakit kritis ?

          Pesannya, jangan sampai kita salah menempatkan prioritas dan kualitas dalam hidup dan kehidupan.

CINTA SEJATI

          Pagi itu, disebuah rumah sakit sedang sibuk-sibuknya. seorang pria tua berusia 70-an datang untuk memeriksakan jahitan pada luka-luka di jarinya. Petugas rumah sakit yang menyambutnya menyiapkan berkas dan memintanya untuk menunggu. Sebab, semua dokter masih sibuk dan laki-laki tua itu mungkin baru akan dilayani satu jam lagi.

          Sewaktu menunggu, pria tua itu tampak gelisah. Sebentar-bentar ia melirik jam tangannya. Petugas itu pun bertanya: "Apakah bapak punya janji lain kok kelihatannya gelisah ?".

          Lelaki tua itu menjawab: "Tidak, Bapak cuma mau ke panti jompo untuk makan siang bersama istri." Makan siang itu merupakan aktivitasnya sehari-hari. Dia bercerita bahwa istrinya dirawat di panti jompo sejak lama dan istrinya itu mengidap penyakit Alzheimer (hilang ingatan).

          "Apakah ibu akan marah kalau bapak datang terlambat ?", tanya petugas. Bapak tua itu menjawab: "Istriku sudah tidak dapat lagi mengenaliku sejak lima tahun terakhir."

          Petugas itu pun terkejut. "Bapak masih pergi kesana setiap hari walaupun istri bapak tidak kenal lagi ?"

          Dia tersenyum, tangannya menepuk bahu petugas sambil berkata: "Dia memang tidak mengenali saya, akan tetapi saya masih mengenali dia kan ?"

Petugas itu menahan air mata sampai bapak itu pergi. Cinta kasih seperti itulah yang kita inginkan dalam hidup. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, dan yang akan terjadi.

          Pengalaman ini menyampaikan pesan penting bahwa orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik melainkan melakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki.

          Hidup bukanlah sekedar berjuang menghadapi badai, tapi menikmati badai itu sendiri dengan rasa syukur. 

KOPI DAN KEHIDUPAN

          Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu. mendengar celoteh bekas muridnya yang menceritakan kesuksesan masing-masing, guru tersebut segera pergi ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir yang berbeda. Ada cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin, dan plastik.

     Guru tersebut menyuruh para mantan muridnya untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi panas yang sudah disiapkannya. Setelah masing-masing mantan anak didiknya mengisi cangkirnya dengan kopi, guru itu berkata : "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanya cangkir murah dan dan tidak menarik. Memilih yang terbaik adalah hal yang wajar dan sangat manusiawi. Namun menjadi soal, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu. Kalian otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukan cangkirnya, melainkan kopinya."

           Guru itu melanjutkan : "Cara menikmati kehidupan hampir sama dengan menikmati kopi. Kenikmatan kopi tidak tergantung pada cangkir atau gelas. Demikian juga, nikmat kehidupan tidak tergantung pada harta atau kedudukan. Kenikmatan hidup adalah bagaimana cara menikmati hidup dengan sabar, syukur, dan ikhlas." 

Friday, May 8, 2015

KECANTIKAN

            Suatu pagi, seorang gadis berkata pada ibunya : "Ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin seperti ibu, beritahulah aku caranya!"
Dengan tatapan lembut dan senyum penuh kasih, sang ibu menjawab :
  1. Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang baik. . .
  2. Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah senyum ikhlas kepada siapapun. . .
  3. Untuk mata yang indah dan menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain. . .
  4. Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan untuk fakir-miskin. . .
  5. Untuk jemari tangan yang lentik dan menawan, hitunglah kebajikan yang telah diperbuat orang lain kepada dirimu. . .
  6. Untuk wajah putih bercahaya, bersihkanlah kotoran batinmu. . .

Putriku . . .

Janganlah sombong akan kecantikan fisik karena itu akan pudar oleh waktu. Kecantikan perilaku tidak akan pudar walau oleh kematian.
  1. Jika kamu benar, maka kamu tidak perlu marah. . .
  2. Jika kamu salah, maka kamu wajib minta maaf. . .
  3. Kesabaran untuk keluarga adalah kasih sayang. . .
  4. Kesabaran untuk orang lain adalah hormat. . .
  5. Kesabaran untuk diri sendiri adalah keyakinan. . .
  6. Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa air mata. . .
  7. Jangan terlalu memikirkan masa depan karena hal itu akan membawa ketakutan. . .
  8. Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa keceriaan. . .
  9. Setiap ujian dalam hidup ini bisa membuat kamu pedih atau lebih baik. . .
  10. Setiap masalah yang timbul bisa menguatkan atau menghancurkan. . .
  11. Pilihan ada padamu, apakah kamu akan memilih menjadi korban atau pemenang. . .
  12. Carilah hati yang indah dan bukan wajah yang cantik. . .
  13. Hal-hal yang indah tidak selalu baik, tapi hal-hal yang baik akan selalu indah. . .